Perjalanan Spiritual Syekh Maulana Mansyurudin

NasionalismeNews.com – Kerajaan Nusantara, Abad ke-17 — Nama Syekh Mansyurudin dikenal luas di kalangan masyarakat sebagai ulama besar yang menebarkan ilmu, akhlak, dan keberanian spiritual. Namun di balik kiprahnya sebagai penyebar Islam, tersimpan kisah luar biasa tentang perjalanan beliau ke Tanah Suci Mekkah dan ujian berat yang meneguhkan keimanannya.

Berangkat ke Mekkah dengan Niat Suci
Syekh Maulana Mansyurudin hidup pada masa kejayaan kerajaan Islam di pesisir barat Sumatra. Dikenal karena keilmuannya dalam ilmu tafsir dan tasawuf, beliau bertekad menunaikan ibadah haji untuk menyempurnakan perjalanan spiritualnya. Dengan izin raja dan restu rakyat, ia berangkat menempuh perjalanan panjang melalui laut menuju Mekkah.

Selama di Tanah Suci, beliau menimba ilmu, memperdalam hikmah, dan memperkuat batin. Namun cobaan sesungguhnya justru datang saat perjalanan pulang menuju tanah air.

Terdampar di Pulau Misterius dan Ujian di Hutan Angker
Kapal yang membawa rombongan Syekh Maulana Mansyurudin dihantam badai besar di tengah lautan. Beliau terdampar seorang diri di sebuah pulau berhutan lebat. Dalam kesendirian itu, beliau tetap tenang, memperbanyak dzikir dan doa.

Hingga suatu malam, terdengar raungan keras dari dalam hutan. Saat diselidiki, beliau menemukan seekor harimau besar berwarna emas — makhluk itu bukan binatang biasa, melainkan Raja Siluman Harimau yang terperangkap kakinya oleh akar pohon raksasa.

Pertemuan dengan Raja Siluman Harimau
Dengan keberanian dan kasih sayang, Syekh Maulana Mansyurudin mendekati makhluk tersebut. Harimau itu berbicara layaknya manusia, mengaku sebagai raja alam gaib yang dikutuk karena kesombongan dan amarahnya. Ia memohon agar dibebaskan.

Dengan izin Allah, Syekh Maulana Mansyurudin membaca doa dan dzikir, lalu menyentuh akar pohon yang menjerat kaki sang raja siluman. Seketika akar itu melunak dan melepaskan cengkeramannya.

Raja siluman pun bersujud, menyesali dosanya, dan berjanji menjadi penjaga bagi manusia beriman. Sejak saat itu, masyarakat di sekitar hutan tempat kejadian itu percaya bahwa tidak ada binatang buas yang menyerang orang yang membaca basmalah sebelum melangkah ke hutan.

Kembali ke Kerajaan dan Warisan Spiritual
Beberapa hari kemudian, rombongan penyelamat menemukannya. Beliau kembali ke kerajaan dengan selamat dan disambut penuh syukur. Namun kisah pertemuannya dengan raja siluman tidak ia sebarkan secara luas. Ia hanya berkata kepada murid-muridnya:

“Setiap makhluk, betapa pun menakutkan rupanya, tetap ciptaan Allah yang memiliki fitrah untuk taat dan memohon ampun.”

Hingga kini, masyarakat masih mengenang hari kepulangan beliau dari Mekkah dengan tradisi “Hari Maulana”, ditandai dengan pembacaan manaqib, doa bersama, dan sedekah.

Pesan Moral dari Kisah Maulana Mansyurudin
Kisah Syekh Maulana Mansyurudin bukan sekadar legenda, tetapi simbol kebesaran iman dan kasih universal. Ia mengajarkan bahwa keimanan sejati tidak hanya diukur dari ibadah, tetapi juga dari keberanian menolong, memberi maaf, dan mengenali tanda-tanda kebesaran Allah di setiap makhluk-Nya.

Red. 24 oktober 2025 – 19.24 WIB.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *