Nasionalismenews.com, Jakarta – Konsultan properti Colliers International Indonesia mencatat tingkat hunian atau okupansi hotel di Jakarta meningkat sejak Desember 2021 hingga kuartal I 2022, dan tidak ada pasokan hotel baru selama kuartal ini. Okupansi hotel juga diperkirakan meningkat di tahun ini, atau sekitar 60 persen menuju ke masa sebelum pandemi
Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, menjelaskan bahwa tingkat okupansi hotel sudah bisa diprediksi. Seperti pada awal tahun, menjelang bulan puasa dan lebaran biasanya menurun. Kemudian naik kembali pada periode September-November. Menurutnya, hal ini biasa terjadi pada hotel-hotel komersial.
“Selama pandemi tahun 2020-2021, okupansi hotel drop cukup tinggi. Kemudian di akhir tahun 2021 lalu okupansi mulai berkejaran karena adanya pelonggaran kebijakan, insentif government spending dan self-quarantine sehingga membuat okupansi hotel di Jakarta cukup penuh,” ujar Ferry Salanto dalam siaran pers virtual, Rabu (6/4).
Lanjut Ferry, pelonggaran kebijakan tersebut masih terbawa sampai Januari 2022. Kemudian okupansi hotel terpantau menurun pada Februari, dan diperkirakan April hingga Mei masih turun. Harapannya, setelah adanya pelonggaran perjalanan ini, tingkat hunian akan lebih terisi. Selain itu, sudah mulai banyak kegiatan yang dilakukan di hotel.
“Hotel ini cepat untuk recovery karena hotel sangat rentan terhadap regulasi. Kemudian beberapa regulasi PPKM, regulasi pembatasan kegiatan bagi traveler atau bisnis yang masuk ke Indonesia itu sangat memukul sektor hotel. Begitu regulasi positif, tingkat hunian hotel mulai bergerak kembali dan terlihat di akhir tahun lalu,” jelas Ferry.
Sementara itu, okupansi hotel di Bali mengalami penurunan sejak tahun 2020 hingga akhir 2021. Hal ini disebabkan adanya pembatasan-pembatasan dan wajib karantina beberapa hari, sehingga menyebabkan para turis enggan masuk ke Bali. Hal tersebut juga menyebabkan kunjungan dari wisatawan didominasi oleh wisatawan domestik dibanding mancanegara.
Colliers juga memprediksi kegiatan MICE akan meningkat di tahun 2022 dan membantu pertumbuhan okupansi hotel. Ditambah persiapan KTT G20 yang dilakukan pada awal tahun ini. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan menjadi salah satu katalis untuk industri hotel. Kemudian pada periode kuartal I 2022, tercatat tidak ada pasokan hotel baru yang beroperasi. Tingkat kamar hotel bintang 4 masih sekitar 15.000 hingga 18.000 dan hotel bintang 5 hanya 13.000.