Nasionalismenews,Jakarta – Gubernur Ganjar Pranowo mendominasi indikator penilaian yang dilakukan lembaga Politika Research & Consulting dan Parameter Politik mengenai 11 tokoh kandidat presiden potensial.
Ganjar mendapatkan nilai tertinggi 7,51, kemudian Anies Baswedan 7,32, Sandiaga Uno 7,20, Ridwan Kamil 7,14, Erick Thohir 6,88, Prabowo Subianto 6,85, Andika Perkasa 6,69, Muhaimin Iskandar 6,54, Airlangga Hartarto 6,41, Agus Harimurti Yudhoyono 6,31, dan Puan Maharani 5,80.
Indikator yang digunakan yaitu visioner, kepemimpinan politik, intelektualitas, keterampilan politik, keterampilan komunikasi politik, stabilitas emosi, gaya kepemimpinan, nasionalisme dan religiusitas, penampilan, integritas moral, dan kapabilitas.
“Artinya dari 11 nama capres yang kami survei terhadap key opinion leader, 10 orang mendapatkan angka rata-rata cukup baik. Artinya secara umum publik melihat bahwa siapapun yang nanti menjadi presiden adalah mereka yang memiliki kriteria cukup baik dari pandangan opinion leader,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di Jakarta, Minggu (6/3/2022).
Puan urutan buncit
Mengapa Puan Maharani menempati urutan paling terakhir?
Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting Rio Prayogo menjelaskan para key opinion leader yang menjadi narasumber dan turut memberikan penilaian dalam survei, tidak pernah mendapatkan keterlibatan dan engagement Puan dalam berbagai isu kebangsaan.
“Dia (Puan) tidak pernah berdiri menyampaikan point of view tentang masa depan bangsa ini, misalnya atau engagement dia terhadap keterlibatan dia terhadap berbagai isu atau mungkin atau sulit jarang dengan media atau sehingga para KOL itu tidak bisa memberikan penilaian yang cukup. Sehingga dianggap puan dibanding yang lain dia tidak cukup capable mungkin dibanding yang lain,” kata Rio.
Adi menambahkan secara eksposur politik, Puan terkesan “kaku.” Tapi menurut Adi, sikap kaku Puan barangkali karena jabatannya sebagai ketua DPR.
“(Puan) tidak out of the box,” kata Adi.
Dia mengatakan berbeda misalnya dengan kandidat-kandidat lain yang bisa memperlihatkan sisi kain dari diri mereka.
Adi mencontohkan Sandiaga Uno yang sering tampil bermain basket atau olahraga lain. Ganjar yang sering bersepeda dan menyapa masyarakat. Demikian pula Anies Baswedan dan Ridwan Kamil yang belakangan ketemu dan makan bubur bareng.
“Itu adalah sesuatu yang sebenarnya out of the box dari sisi personality juga mempengaruhi KOL dalam memberikan pendapat,” kata Adi.
Adi juga menyebut ekspos media terhadap Puan kurang kuat, walaupun dia sudah melakukan langkah-langkah politik menuju 2024.
“Cuma ekspos yang tidak sekuat para 10 kandidat yang lain. Sehingga publik tidak terlampau menangkap sebenarnya apa yang disampaikan apa yang dikerjakan termasuk gagasan-gagasan besar oleh Puan Maharani sebagai ketua DPR,” kata Adi.
Gaya komunikasi Puan yang terkesan kaku juga terlihat dari hasil survei rekapitulasi tentang keterampilan komunikasi politik 11 kandidat.
“Kalau Mbak Puan sudah terlihat jarang komentar soal situasi politik kebangsaan sekali muncul bikin gaduh. (Misalkan) soal Sumbar kemudian tanam padi yang hujan-hujanan juga salah gitu, pokoknya serba salah,” kata Adi.
Puan hanya menempati urutan ke 11 dengan nilai 6,00. Sementara di teratas ada Ganjar Pranowo 7,55; Prabowo Subianto 7,30; Anies Baswedan 7,15; Sandiaga 7,08 dan Ridwan Kamil 6,94.