NasionalismeNews.com,Jakarta– Konsultan properti Colliers Indonesia menyatakan bahwa gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan diselenggarakan pada 15-16 November 2022 telah memicu peningkatan kinerja sektor hotel di Jakarta dan Bali hingga akhir tahun ini. Hal tersebut terlihat dari penambahan pasokan hotel di Jakarta dan peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali selama kuartal III tahun 2022.
“Sampai akhir 2022 diperkirakan kinerja hotel di Jakarta dan Bali akan mengalami peningkatan. Pemicunya adalah rangkaian kegiatan acara G20 yang masih akan berlangsung setidaknya sampai dengan awal bulan Desember 2022,” ujar Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, dalam konferensi pers daring, Rabu (5/10).
Pasokan hotel di Jakarta selama kuartal III 2022 bertambah sebanyak 220 kamar, sedangkan di Bali tidak ada penambahan. Pemicu lainnya adalah karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri mulai dihapuskan. Hal ini menarik bagi pelaku perjalanan bisnis dan wisata. Jumlah kedatangan wisatawan asing mulai mengalami kenaikan yang cukup signifikan, khususnya di Bali.
Lanjut Ferry, kinerja hotel di Jakarta menunjukkan peningkatan yang cukup menjanjikan. Semakin banyaknya perjalanan bisnis yang diadakan baik oleh pemerintah, korporasi ataupun individu cukup membantu mengangkat tingkat keterisian hotel.
“Mulai banyaknya kegiatan offline juga membantu mendongkrak tingkat keterisian di beberapa wilayah. Dengan meningkatnya keterisian, secara perlahan juga mengangkat angka ADR bulanan,” imbuhnya.
Selain itu, masih banyaknya agenda kegiatan offline seperti konser musik di Jakarta menjadi potensi pertumbuhan bagi hotel. Pada tahun 2023 diperkirakan jumlah kunjungan wisatawan asing akan bertambah sehingga akan ada potensi peningkatan performa hotel. Ini menjadi momentum bagi hotelier untuk bersiap menerima tamu lebih.
Walaupun angka kunjungan wisatawan ke Bali terus meningkat, namun dengan masih minimnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Bali ternyata masih belum mampu mengembalikan kondisi Bali seperti sebelum pandemi tahun 2019.
“Dengan banyaknya jumlah pasok hotel di Bali yang tidak dibarengi dengan permintaan yang seimbang menjadikan kondisi hotelier di Bali masih harus berjuang. Namun demikian, jika dibandingkan dengan kondisi di awal pandemi (2020), kondisi saat ini sudah jauh lebih baik,” jelasnya.
Beberaa hal yang menandai mulai membaiknya kegiatan pariwisata di Bali antara lain adalah pelonggaran aturan perjalanan, terkait vaksin, PCR test dan karantina, dan mulai dibukanya border wisatawan asing