Nasionalismenews, Jakarta – Pasar kondominium di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta masih mengalami tekanan pada semester II tahun 2021. Harga kondominium di kawasan ini tercatat mengalami penurunan hingga 5,1 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat dalam laporannya menuturkan, pelemahan terjadi pada submarket CBD sekitar 8,7 persen. Sementara untuk harga unit baru hanya tumbuh 0,6 persen .
“Namun, kondominium di Jakarta terus bergerak positif dari kebutuhan end-user yang juga didukung oleh promo pengembang dan insentif pemerintah yang berlanjut. Walaupun demikian, pergerakan performa kondominium di tengah pandemi tidak sebaik performa rumah tapak,” ujar Syarifah dalam keterangannya, dikutip Senin (14/2).
Menurutnya, hal ini dapat menjadi waktu yang tepat untuk membeli kondominium dengan memanfaatkan promosi yang diberikan pengembang serta insentif yang diperpanjang hingga September 2022.
“Dengan perpanjangan promosi dari pengembang dan perpanjangan insentif dari pemerintah, serta indikasi membaiknya perekonomian, tahun ini menjadi waktu yang tepat untuk membeli kondominium,” jelas Syarifah.
Kemudian pada semester ini, pasokan kondominium bertambah menjadi 225.563 unit dengan masuknya 6 proyek baru. Tingkat penjualan di atas angka 95,6 persen dengan kumulasi penjualan 0,2 persen dari tahun sebelumnya. Serta stok baru yang masuk di sepanjang tahun 2021 mencapai 3.852 unit.
Rata-rata penjualan stok baru mencapai 65,4 persen atau 3 persen dari semester sebelumnya. Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip juga menyebutkan penjualan kondominium di proyek yang sudah jadi ataupun baru banyak terjadi di segmen middle. Ada 18 proyek baru, atau 20 persen dari total proyek baru, yang menunda penyelesaian pembangunannya sampai minimal dua tahun ke depan.
“Pergerakan pasar primer kondominium di 2021 cukup baik terutama pada segmen middle dan upper middle. Tahun ini menjadi saat yang tepat untuk pemulihan performa sektor kondominium dengan adanya berbagai insentif dari pengembang dan pemerintah,” tutup Willson.