NasionalismeNews-Anggota DPR RI Dedi Mulyadi tampak geram saat menemukan ada WNA China yang bekerja di sebuah pabrik di Purwakarta.
Rasa geram tersebut muncul karena WNA China yang tidak fasih berbahasa Indonesia itu ternyata bekerja sebagai pencatat keluar masuk barang dan mobil.
Melansir dari kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL pada Sabtu (14/8/2021), kejadian bermula saat Dedi hendak menemui warga Kecamatan Sukasari.
Dalam perjalanan, dia menemukan truk semen besar milik pabrik hebel melintas di jalur Maracang-Babakan Cikao.
Dia pun lantas mendatangi pabrik untuk meminta penjelasan karena bobot truk yang sangat besar dapat menyebabkan kerusakan jalan.
Setibanya di pabrik tersebut, Dedi menemui seorang pegawai yang ternyata merupakan WNA China bernama Lauchen.
Dedi sempat menanyakan siapa yang bertanggung jawab dalam perusahaan tersebut dan meminta kontaknya namun Lauchen mengaku tidak tahu.
“Saya enggak tahu,” ucap WNA China tersebut.Kemudian,
seorang pegawai lainnya keluar dan menjelaskan bahwa Lauchen merupakan WNA China yang bertugas sebagai pencatat keluar masuk barang dan mobil (DO).Mendengar hal tersebut, Dedi tampak heran pekerjaan sebagai pencatat barang harus dikerjakan oleh WNA.
“DO langsung sama WNA? Tidak ada orang Indonesia yang bisa DO?,” tanyanya.Seorang pegawai lainnya lantas menjawab bahwa ada orang Indonesia yang menjadi DO namun untuk shift pagi dan siang sementara Lauchen bekerja untuk shift malam.
Kemudian Dedi kembali meminta kontak penanggung jawab di perusahaan tersebut dan langsung bergegas meninggalkan lokasi.Selanjutnya, dia melanjutkan perjalanan sambil menelepon beberapa pihak terkait permasalahan jalan dan tenaga kerja tersebut.
Dedi menelepon seorang pejabat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Purwakarta untuk menyampaikan saran agar ada tindak lanjut.
Ada dua saran dari Dedi terkait persoalan jalan yakni melarang truk bertonase besar melintas atau pabrik yang bersangkutan harus membuat jalan sendiri.Kemudian, Dedi juga menelepon Kepala Disnakertrans Kabupaten Purwakarta Titov Firman terkait temuan tenaga kerja asing.
Dedi mempertanyakan apakah boleh ada TKA yang bekerja sebagai tukang pengecekan barang dan bukan tenaga kerja terampil.
Titov pun menjawab tidak boleh dan pihaknya mengaku akan menindaklanjuti temuan Dedi tersebut.
(AJ)