NasionalismeNews-BOGOR, Sejumlah kepala desa dan pengurus Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) yang menerima Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di wilayah Bogor Timur mengaku resah dengan adanya oknum wartawan yang ‘meminta jatah’ dana bantuan tersebut dengan alasan ikut berperan dengan melicinkan agar masyarakat menerima bantuan itu.
Kades dan pengurus P3A mengaku oknum wartawan berinisial E meminta jatah dengan alas an telah membantu mengusulkan program pembangunan jaringan irigasi P3A, dan sudah sepakat memberi imbalan sekaligus untuk koordinasi dengan wartawan lain.
“Untuk koordinasi degan wartawan sudah sekalian sama E, karena dia kan ikut bantu usulkan program, ya kita ada sebagai tanda ucapan terima kasih,” ungkap kades yang meminta tidak disebut namanya.
Kepala desa lainnya, mengaku bingung karena diminta imbal jasa usulan program P3-TGAI. Padahal ia tidak merasa ada komitmen dan tidak merasa dibantu untuk kelancaran usulan proyek irigasi P3A di desanya.
“Saya kaget juga diminta uang imbal jasa, katanya ikut membantu usulan proyek irigasi P3A. Sedangkan saat mengajukan usulan tidak ada komitmen apa-apa,” kata kades tersebut.
Sementara itu, Pimpinan Redaksi info Desaku, Suryani membatah Bahwa wartawannya, E Telah meminta Jatah Dana P3-TGAI
Saya akan kirim hak jawab karena ini sudah pencemaran nama baik. Berita itu tidak benar. Tapi kan covas dari media lain,” ujar Suryani, saat dihubungi melalui pesan WhatsAppnya (WA), belum lama ini.
Dalam sambungan WA, Yani mengungkapkan akan menggunakan jasa lawyer untuk menempuh hak jawab.
“Terima kasih, akan saya jawab melalui lawyer saya,” tukasnya.
Sebelumnya, media yang memberitakan dugaan tersebut tidak menulis bahwa E merupakan dari media Info Desaku. Setelah berita itu tayang di sejumlah media, Yani meresponnya dan menyebut bahwa media Info Desaku miliknya,
Atas kasus ini, beberapa kepala desa meminta agar mendapat perlindungan sehingga dalam mengalokasikan P3-TGAI tidak dirongrong pihak manapun yang ingin mencari keuntungan pribadi.
“Bantuan ini kan amanah dari pemerintah untuk rakyat. Semua ada mekanismenya. Jadi enggak perlu lah jika ada oknum mengaku wartawan minta jatah karena telah berperan,” ujar kades tersebut.
Jika benar E adalah wartawan, ia pun meminta agar media tempat E bernaung bersikap professional dengan tidak membela E jika dia salah.
“Citra wartawan, marwah wartawan kan harus dijaga. Adapun jika ada kenalakan oknum wartawan seperti E, dan pimpinannya tahu, tolong enggak usah gengsi. Kalau salah ya salah, tegur saja. Jangan sampai media tersebut justru nama baiknya menjadi jelek akibat membela yang salah,” pungkas dia, (Aris Jaelani)