NasionalismeNews.com,Jakarta – Keketuaan Indonesia di ASEAN dan ASEAN Defense Ministers’ Meeting (ADMM) 2023, dibayangi dengan berbagai isu strategis yang muncul di kawasan dan global, baik bidang politik, ekonomi, sosial dan keamanan yang membutuhkan kolaborasi untuk mewujudkan perdamaian,
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Strahan Kemhan) Mayjen TNI Rodon Pedrason dalam sambutannya pada Pembukaan Focus Group Discussion (FGD) I bertemakan “Keketuaan Indonesia di ASEAN dan ADMM 2023”, Selasa (18/10), di Jakarta.
“Kita menyadari bahwa untuk mengimplementasikan hal tersebut tidaklah mudah, mengingat adanya beberapa tantangan yang harus dihadapi dan kendala internal serta eksternal. Karenanya momentum Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023, perlu dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia”, tegas Dirjen Strahan Kemhan.
“Dengan akan diserahterimakan keketuaan ASEAN pada bulan November 2022 dari Kamboja, Indonesia harus kembali mampu untuk menjawab berbagai tantangan dan kebutuhan, khususnya di tengah upaya dunia untuk melakukan pemulihan ekonomi dunia dari dampak pandemi Covid-19 sehingga dapat diprediksi bahwa pemulihan ekonomi akan menjadi isu utama dinamika perekonomian di tahun 2023”, ungkap Dirjen Strahan Kemhan.
“Melalui FGD ini saya berharap, hasil diskusi terkait dengan tema dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pimpinan, dan akan disuarakan pada Keketuaan Indonesia di ASEAN dan ADMM tahun 2023, yang merupakan bagian dari pengamanan kepentingan nasional pada Pilar-Pilar Masyarakat ASEAN”, ungkap Mayjen TNI Rodon Pedrason.
Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023 merupakan yang ke empat kalinya. Sebelumnya, Indonesia telah 3 kali menjadi Ketua ASEAN yaitu pada tahun 1976, 2003 dan 2011. Seiring berjalannya waktu, Indonesia menghasilkan beberapa gagasan besar diantaranya pada tahun 1976 menginisiasi lahirnya Deklarasi Bali Concord I yang berisi tentang Treaty of Amity and Cooperation.
Kemudian pada tahun 2003, Indonesia kembali mengusulkan konsep Deklarasi Bali Concord II terkait kesepakatan ASEAN untuk membangun komunitas berdasarkan pilar politik, keamanan, ekonomi dan sosial budaya. Dan di tahun 2011, Indonesia mengangkat konsep tema “ASEAN Community in a Global Community of Nation” yang mengusung keberhasilan pencapaian Komunitas ASEAN 2015 dan dituangkan dalam bentuk kerja sama ASEAN dan ADMM.
Sementara sejumlah tema paparan yang didiskusikan pada acara FGD kali ini, diantaranya “Tantangan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023” yang disampaikan oleh Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN Kemlu Rolliansyah Soemirat yang ditanggapi oleh Mala Selvaraju, Assistant Director of Security Cooperation Division II ASEC dan “Dinamika dan Tantangan ASEAN” oleh Dosen Universitas Pertahanan Prof. Anak Agung Banyu Perwita, PhD., yang ditanggapi oleh Iis Gindarsah, Koordinator Laboratorium 45.
Turut hadir pada FGD Keketuaan Indonesia di ASEAN dan Defense Ministers’ Meeting (ADMM) 2023, perwakilan dari Sekretariat Asean, kementerian/Lembaga, Mabes TNI dan Angkatan, Para Pejabat Eselon II dan III Dirjen Strahan Kemhan serta Mahasiswa Unhan. (Biro Humas Setjen Kemhan).